
Bukan Hanya Kerja di Lapangan, Engineer Juga Bisa Remote Working
Oktober 23, 2025
3 Alasan Kenapa Mahasiswa Penting Belajar Data Analytics Sejak Sekarang
Oktober 24, 2025
Foto bersama Gala Dinner night GEEM 2025, Function Hall UMN (Dok. uMN)
Tangerang, (22/10/2025) – Universitas Multimedia Nusantara kembali menjadi tuan rumah untuk acara Global Entrepreneurship Education Meeting (GEEM) 2025. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Sociopreneurship Indonesia, didukung oleh UNESCO EE-Net. GEEM 2025 diselenggarakan pada 21 – 24 Oktober 2025. Kegiatan ini diikuti oleh delegasi dari 20 negara
Mengusung tema “Connected by Purpose: Advancing Entrepreneurship through Global Collaboration”, GEEM 2025 bertujuan untuk memperkuat kolaborasi global dalam pengembangan pendidikan kewirausahaan yang relevan dengan tantangan zaman. Melalui kegiatan ini, para pendidik, peneliti, pembuat kebijakan, pemerintah dan pelaku industri dari berbagai negara didorong untuk berkolaborasi dalam merancang inovasi pendidikan kewirausahaan yang berorientasi pada dampak sosial dan keberlanjutan.
“GEEM 2025 tidak semata-mata hanya sebuah wadah untuk berdiskusi dan membuat wirausaha, namun kegiatan ini juga ditujukan untuk menumbuhkan dan bersikap tanggung jawab untuk dunia yang lebih berkelanjutan. Kegiatan ini menjadi bukti bahwa wirausahawan lahir dari komunitas dan pembelajaran”, ucap Dr. Dessy Aliandrina selaku Founder & Executive Director Sociopreneurship Indonesia dalam pembukaan GEEM 2025.
Dessy mengungkapkan tema tahun ini mengajak semua pihak yang bergabung untuk melihat wirausaha bukan semata-mata sebuah jual beli saja tapi juga melihat dari berbagai sisi seperti pembelajaran, kreativitas, dan beradaptasi atas hal-hal baru. Dari kegiatan ini Dessy ingin mengajak untuk membuat wirausahawan yang tidak hanya bagus tapi juga memberikan inovasi dan menjawab masalah yang ada.
“Saya harap kegiatan ini bisa terus berkembang kedepannya, dan menghasilkan kolaborasi yang bermakna serta kita semua bisa terus terkoneksi dengan tujuan yang sama”, tutup Dessy.
Kegiatan GEEM 2025 diikuti oleh berbagai peserta mulai dari akademisi, pelaku wirausaha, hingga pemerintah. Diikuti oleh 20 negara mulai dari Filipina, Inggris, Indonesia, India, Malaysia, China, Pakistan, Brunei Darussalam, Timor-Leste, Sri Lanka, Thailand, Jerman, Sweden, Korea, Jepang, New Zealand, Belanda, Singapura, Morocco, dan Hong Kong
Rangkaian kegiatan GEEM

Workshop Pre-meeting kegiatan GEEM 2025 (21/10/2025) (Dok. UMN)
Selasa (21/10/2025), kegiatan GEEM 2025 dibuka dengan pre-meeting sebagai pengenalan GEEM dan peserta. Terdapat tiga workshop yang dapat diikuti oleh peserta diantaranya Workshop “Cultivating Hope: Entrepreneurial Agility”, “Workshop Sustainability-Driven Entrepreneurship: A Pathway to SDGs Integration in Education”, dan “Workshop Climate Fresk”.

Kegiatan GEEM 2025 hari pertama pada (21/10/2025) (Dok. UMN)
Rabu (22/10/2025) kegiatan GEEM 2025 dilanjutkan dengan agenda utama, terdapat lima Panel Session yang dilaksanakan pada tanggal 22 – 24 Oktober di Universitas Multimedia Nusantara dan Episode Hotel, Gading Serpong. Terdapat berbagai rangkaian kegiatan GEEM 2025 yang berfokus pada edukasi wirausaha untuk mendukung masa depan yang berkelanjutan dan berdampak pada ekonomi hijau sirkular.
Sesi panel pertama dinarasumberi oleh Sheila Dingcong selaku Executive Director for External Affairs of Thames International Business School, Vice-Chair of UNESCO EE-Net of Philippines, Dr. Dessy Aliandrina selaku Founder & Executive Director of Sociopreneurship Indonesia, Head of UNESCO EE-Net of Indonesia, Nik Kafka selaku Founder & CEO Teach a Man to Fish, dan dimoderatori oleh Dr. Eng. Niki Prastomo, S.T., M.Sc. selaku Dekan Fakultas Teknik dan Informatika UMN, Subject Matter-Expert of Sociopreneur Indonesia on Science.
Sesi panel pertama mengangkat topik tentang “The Role of Entrepreneurship Education in Strengthening the Entrepreneurial Ecosystem”. Para panelis membagikan pandangan mereka tentang pentingnya menanamkan nilai-nilai wirausaha sedari dini, hal ini juga dilihat dari tiga negara yang berbeda-beda.
Niki menyimpulkan bahwa mengajarkan anak-anak tentang wirausaha sejak dini dan membekali mereka dengan pengetahuan kewirausahaan sejak awal merupakan langkah penting dalam membentuk ekosistem wirausaha yang inklusif.
“Melalui pendekatan ini, kita dapat membangun mindset wirausaha yang kuat sejak awal, terutama dengan melibatkan kolaborasi antara industri dan pemerintah. Pendidikan wirausaha bagi generasi muda harus melampaui teori, serta menekankan pentingnya praktik dan kolaborasi berbasis data agar mereka mampu menciptakan solusi yang berkelanjutan,” ujar Niki.
Niki juga menegaskan edukasi dan pendidikan wirausaha harus diimplementasikan lebih dari teorinya saja. Niki juga menyebutkan berbagai dampak yang nyata dari wirausaha datang dari pengalaman, kolaborasi, serta data-data yang nyata. Dengan pendidikan berkualitas, peningkatan teknologi, transparansi, dan kolaboratif nantinya kita dapat menyiapkan generasi masa depan dengan skill yang dapat mendukung keberlanjutan.
Pada hari yang sama, juga terdapat berbagai sesi panel lainnya yang mengupas dari topik yang berbeda-beda yakni “Stories of Inclusive Learning to Breaking Down Walls”, “Harnessing Emerging Technologies for Sustainable Development and Entrepreneurial Growth”, “Beyond Silos to Redefine Success on Entrepreneurship Education”, dan “Emerging Topics for the Future Entrepreneurship Education”.

Hari kedua kegiatan GEEM 2025, Episode Hotel, Gading Serpong (Dok. UMN)
Pada hari Kamis (23/10/2025) GEEM 2025 dilanjutkan sesi panel lainnya yang juga secara detail membahas tentang pentingnya edukasi wirausaha. Sesi panel kedua dilaksanakan di Episode Hotel, Gading Serpong. Topik diantaranya adalah “The Education Dividend: Unlocking Economic and Social Potential”, “Translating Academic Research into Entrepreneurship Education Practice”, “Entrepreneurship Education Network (EE-Net): Connected by Purpose to Catalyst the Change”, dan “Stories of Purpose and Progress in Entrepreneurship Education”
Kegiatan ini juga diperkaya dengan sesi Impact Junction “From Ideas to Impact by Connecting the Dots”. Peserta GEEM 2025 difasilitasi selama 90 menit untuk berdiskusi dan berkolaborasi mengkaji permasalahan yang ada, sehingga menelurkan rencana program kerja bersama. Tujuan dari sesi ini adalah agar peserta dapat saling membangun komitmen bersama dan membentuk program yang lebih konkrit. Di akhir sesi, peserta memaparkan tujuan program, rancangan metode pelaksanaan, dan siapa saja yang akan berkolaborasi nantinya.
Kegiatan ini tidak hanya semata-mata diskusi dan dialog, tapi juga bentuk nyata kerja sama antar negara dan para stakeholder dalam mendukung keberlanjutan dan inklusivitas, GEEM 2025 turut mendukung enam poin Sustainable Development Goals, SDGs 4 (Quality Education), SDGs 8 (Decent Work and Economic Growth), SDGs 10 (Reduced Inequality), SDGs 12 (Responsible Consumption and Production), SDGs 13 (Climate Action), dan SDGs 17 (Partnership for The Goals). Kegiatan ini sejalan dengan visi UMN yang juga mendukung pembangunan berkelanjutan baik secara sosial, ekonomi dan lingkungan.

Andrey menyampaikan pesannya dalam GEEM 2025 (Dok. UMN)
“Kewirausahaan merupakan ‘jantung’ yang dibutuhkan oleh negara berkembang karena membuat lapangan kerja baru, mengubah masalah menjadi kesempatan baru, meningkatkan nilai kompetitif terutama di era yang sangat maju dan teknologi yang cepat saat ini. Wirausaha menjadi penting, tidak bisa kita mengedukasi hanya melalui wirausaha modal saja tapi juga kreatifitas, dan kemampuan yang baik”, ucap Dr. Andrey Andoko selaku Rektor UMN dalam GEEM 2025.
Andrey juga menegaskan bahwa kewirausahaan dapat dikembangkan dan diberikan selama pembelajaran dan ini merupakan hal vital, tentu sebagai akademisi kita harus mau belajar dan menjadi agen perubahan yang nantinya berdampak baik tidak hanya pada universitas saja tapi berdampak secara global.
“Kegiatan ini sejalan dengan UMN, kami terus mendorong dan membuat lulusan dengan karakter baik dan memiliki jiwa kewirausahaan. Untuk membekali mahasiswa dengan ilmu kewirausahaan kami menyelipkan ilmu-ilmu kewirausahaan dalam pembelajaran. Harapan kami mahasiswa nantinya tidak mencari kerja namun membuat lapangan kerja baru, tentu tidak mudah maka kami mewadahi mahasiswa dengan inkubator bisnis Skystar Ventures”, tambah Andrey.
Bagi Andrey, Indonesia masih harus mengembangkan lebih banyak bisnis untuk mendukung menjadi negara maju. Andrey menegaskan bahwa kegiatan GEEM 2025 menjadi yang baik untuk profesional, pelaku bisnis, dan akademisi. Diharapkan melalui kegiatan ini negara-negara yang terlibat bisa berdiskusi, berkolaborasi serta mencari solusi yang berdampak baik dan berkelanjutan.
By Rachel Tiffany | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara.




