
Career Day UMN Perluas Kesempatan Karir Untuk Mahasiswa
Mei 14, 2025
Seminar UMN ECO 2025 dinarasumberi oleh Legis N. Noersaid (Dok. UMN)
Tangerang – UMN ECO 2025 mengadakan seminar dan workshop pembuatan Eco Enzyme bersama Legis N. Noersaid selaku Co-Founder Reksa Bhumi & Par of Belajar Zero Waste pada Kamis, (15/05/2025). Pada kesempatan ini mahasiswa UMN tidak hanya mendapatkan pembelajaran mengenai zero waste dan pembuatan eco enzyme, tapi mahasiswa juga secara langsung berkesempatan untuk membuat eco enzyme.
UMN Earth Caring Operation (ECO) merupakan organisasi Kampus UMN, setiap tahunnya UMN ECO mengadakan berbagai kegiatan yang berfokus pada lingkungan dan berkelanjutan. UMN ECO memiliki visi untuk mewujudkan pendekatan berkelanjutan, peduli dan bertanggung jawab untuk melindungi bumi, serta mengajak mahasiswa menjadi agen perubahan.

Yovidia menyampaikan pesan pembukaannya (Dok. UMN)
“Saya harap dengan mengikuti seminar dan workshop ini teman-teman mendapat pengetahuan baru tentang Eco Enzyme dan mahasiswa jadi penggerak baru konsep zero waste”, ucap Yovidia Yofran selaku perwakilan Student Development UMN.
Melihat isu lingkungan di Indonesia saat ini yang semakin buruk, Yovidia juga berharap melalui langkah ini diharapkan mahasiswa bisa turut membantu UMN sebagai agen dalam perubahan dan berkelanjutan. Diharapkan lebih banyak orang mengerti dan tergerakan dengan konsep zero waste.

Pemaparan materi tentang Eco Enzyme oleh Legis (Dok. UMN)
“Saat ini Indonesia tidak baik-baik saja, darurat sampah di Indonesia semakin urgen untuk ditangani lebih serius. Tempat pembuangan akhir (TPA) di berbagai daerah sudah ada yang kebakaran dan juga longsor. Kemarin musim panas banyak terjadi kebakaran, dan kebakaran itu disebabkan karena sampah-sampah yang digabungkan”, ucap Legis.
Legis menjelaskan bahwa kebakaran sampah bisa terjadi karena gabungan-gabungan sampah organik, anorganik, dan B3 yang menghasilkan gas metan. Penyebab kebakaran sampah paling besar adalah sampah makanan.
“Saat ini sudah banyak cara yang dilakukan untuk mengurangi penumpukan sampah seperti thrifting, pemilahan sampah, sehingga sampah-sampah bisa di recycle dengan baik. Tentu kita juga bisa terlibat dalam pengelolaan limbah organik di rumah dengan membuat eco enzyme”, ucap Legis.
Eco enzyme adalah cairan serbaguna yang dihasilkan dari fermentasi kulit buah dan sayur dengan tambahan gula dan air dan disimpan selama tiga bulan. Hasil fermentasi ini nantinya akan menghasilkan cairan multi manfaat.
“Ide tentang eco enzyme pertama kali ditemukan oleh Dr. Rosukon Poompanvong dari Thailand pada 1890-an. Beliau merupakan pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand. Awalnya eco enzyme hanya digunakan untuk pertanian tapi ternyata kegunaan eco enzyme sangat banyak”, tambah Legis.

Pembuatan Eco Enzyme bersama mahasiswa UMN (Dok. UMN)
Pada kesempatan ini mahasiswa juga berkesempatan untuk membuat eco enzyme secara langsung dan dibimbing oleh Legis sendiri. Mahasiswa terbagi menjadi beberapa tim dan membuat eco enzyme dengan barang-barang yang sudah disiapkan.
Legis menjelaskan langkah-langkah pembuatan eco enzyme secara jelas yakni :
- Menyiapkan wadah plastik dengan tutup kedap.
- Isi dengan air (60% dari volume wadah).
- Mencampurkan semua bahan Gula : Bahan Organik : Air dengan perbandingan 1 : 3 : 60.
- Memberi label tanggal pembuatan.
- Mendiamkan proses fermentasi eco enzyme selama tiga bulan.
- Penyaringan setelah tiga bulan dan dapat digunakan.
“Beberapa manfaat dari eco enzyme adalah sebagai pembersih alami, sebagai perawatan kesehatan, pertanian, perawatan hewan, pembersih udara, dan penjernih air. Namun penggunaan eco enzyme juga tidak boleh berlebihan karena bisa menjadi pencemaran lingkungan”, tambah Legis.
By Rachel Tiffany Tanukusuma | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara.