
Wisuda XXIX UMN: Luluskan Wisudawan yang Siap Menghadapi Tantangan Global AI & Sustainability
Oktober 12, 2025
Digitalisasi Pajak: Masa Depan Kepatuhan yang Lebih Efisien
Oktober 13, 2025
Kuliah tamu bersama FSD dan Prof. Samid Suliman (Dok. UMN)
Tangerang, (10/10/2025) – Fakultas Seni dan Desain UMN mengadakan kuliah tamu yang dinarasumberi oleh Prof. Samid Suliman selaku Director International of Arts and Law, Griffith University. Kuliah tamu ini mengangkat topik mengenai “Intercultural Communication, Global Crisis, and Regional Futures”. Selain menambah pengetahuan, kuliah tamu ini juga membekali mahasiswa bagaimana komunikasi lintas budaya berjalan. Pertemuan ini juga dilengkapi dengan diskusi kolaborasi bersama rektorat UMN.
Saat ini informasi dan komunikasi dapat diakses dengan sangat mudah melihat perkembangan teknologi yang ada. Perkembangan media sosial juga membantu manusia untuk mempelajari berbagai kebudayaan baru tanpa melihat ruang dan waktu. Walaupun saat ini komunikasi lebih mudah karena adanya teknologi, masyarakat masih harus mengetahui bagaimana komunikasi lintas budaya.
“Komunikasi lintas budaya saat ini menjadi hal yang sangat penting, melihat bagaimana semakin mudah kita terkoneksi secara global. Tidak hanya komunikasi saja, mulai dari pandemi, permasalahan lingkungan dan isu lainnya juga bisa menghubungkan kita dengan berbagai masyarakat global. Kita pasti akan melakukan komunikasi lintas budaya mengingat kita akan terus bertemu orang baru baik bertemu secara langsung maupun di media sosial, sehingga kita harus berpikir bahwa lintas budaya sebagai sesuatu yang integral”, ucap Samid.
Samid menegaskan bahwa komunikasi lintas budaya bisa dilihat lebih luas lagi dan berkaitan dengan bagaimana kita bernegosiasi sistem budaya dalam proses komunikasi. Bagi Samid komunikasi lintas budaya memerlukan proses yang panjang dan menuntut banyak orang untuk melihat serta berpikir lebih kritis tentang dunia.
“Tentu dalam kehidupan akademik komunikasi lintas budaya menjadi salah satu tantangan disaat kita belajar, melakukan penelitian, dan juga mengajar. Tentu komunikasi lintas budaya itu sendiri yang menuntut kita untuk memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif. Dari pengalaman saya sendiri proses untuk mempelajari lintas budaya memakan waktu yang cukup lama”, jelas Samid.
Samid juga menegaskan semakin sering kita mempelajari ilmu lintas budaya tanpa paksaan tentu akan mengasah pemikiran kritis dan kemampuan dalam komunikasi lintas budaya. Bagi Samid Indonesia bisa menjadi salah satu negara untuk mempelajari lintas budaya secara mendalam melihat Indonesia memiliki berbagai kebudayaan yang berbeda-beda.
“Kita bisa lihat bagaimana perkembangan ilmu lintas budaya saat ini semakin dipahami banyak orang, sebagai contoh jika kita mengamati orang-orang barat sering dianggap lebih superior sedangkan orang-orang non-barat dianggap ‘yang-lain’. Masih banyak orang yang memegang pengetahuan Eropa ini sejak era Napoleon. Hal inilah yang yang mendorong banyak orang untuk terlibat lebih aktif dalam ilmu lintas budaya dan membuka pemahaman baru dan membangun pengetahuan bersama”, jelas Samid.
Samid menegaskan bahwa komunikasi lintas budaya tidak mudah dipahami dan masih banyak orang yang tidak terbuka dengan hal ini. Banyak hal yang perlu beradaptasi dan mungkin menyesuaikan budaya yang ada. Bagi Samid, mempelajari komunikasi lintas budaya yang efektif diperlukan sikap mendengarkan dengan seksama, penuh sopan santun, serta kesabaran.
Diskusi Peluang Kolaborasi Bersama Rektorat

Foto bersama jajaran UMN dan perwakilan dari Griffith University (Dok. UMN)
Selain mengadakan kuliah tamu, pada pertemuan ini UMN juga berkesempatan untuk membuka peluang diskusi bersama rektorat UMN. Diskusi ini berisikan peluang kolaborasi yang bisa dilakukan oleh Griffith University bersama dengan Universitas Multimedia Nusantara untuk membangun mutu pendidikan yang lebih baik dan kolaboratif lagi.
“Diharapkan diskusi ini nantinya bisa membuka jalan untuk UMN meresmikan kolaborasi bersama Griffith University, banyak sekali peluang yang bisa digali mulai dari short program, beasiswa, pertukaran mahasiswa maupun pertukaran dosen, serta kolaborasi riset”, ucap Prof. Dr. Friska Natalia, S.Kom., M.T., selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan Internasionalisasi.
Harapan Friska diskusi ini bisa membuka peluang kolaborasi lebih banyak lagi dan tentunya melibatkan empat fakultas di UMN dan program magister di UMN. Tidak hanya kegiatan akademik saja, Friska juga terbuka peluang kolaborasi non-akademik lainnya.
“Banyak sekali kolaborasi terkait studi yang bisa dilakukan bersama UMN terutama di bidang film, animasi, dan science. Namun ada berbagai studi lainnya yang bisa menjadi kesempatan baik seperti social science, humanity, dan creative arts. Kami juga terbuka untuk memberikan program Doktor untuk dosen-dosen yang ingin melanjutkan studinya”, jelas Samid.
Samid berharap kolaborasi ini bisa berjalan baik dan berkelanjutan. Bagi Samid kolaborasi lintas budaya dan lintas negara sangat diminati oleh mahasiswa Griffith University dan pastinya akan ada banyak akademisi yang mau terlibat nantinya.
By Rachel Tiffany | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara.