
UMN dan University of Negros Occidental-Recoletos Inisiasikan Berbagai Kolaborasi Berkelanjutan
Agustus 27, 2025
Dosen DKV UMN meraih hibah (Dok. RIS UMN)
TANGERANG – Tim dosen Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Multimedia Nusantara (UMN) berhasil meraih hibah penelitian internasional KONEKSI (Knowledge Partnership Platform) dalam kategori Collaborative Research: Environment & Climate Change (EEC) dengan penelitian berjudul “Expanding GenerAKSI: Strengthening Climate Change Education Through Policy Impact, Research, and Inclusive Learning Networks.”
Menurut situs resmi KONEKSI, KONEKSI adalah program kolaboratif yang mendukung kemitraan antara organisasi Australia dan Indonesia untuk kebijakan dan teknologi yang berkelanjutan dan inklusif. Program ini, didukung oleh pemerintah kedua negara, bertujuan membangun kemitraan pengetahuan setara dan memanfaatkan pengetahuan lokal untuk mengatasi tantangan sosial-ekonomi. Dikelola oleh Cowater International, KONEKSI bertujuan menciptakan hubungan jangka panjang yang mendukung pembangunan Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan melalui solusi berbasis pengetahuan.
Tim dosen DKV yang mendapatkan hibah internasional KONEKSI adalah: Aditya Satyagraha, S.Sn., M.Ds., Fonita Theresia Yoliando, S.Ds., M.A., dan Lia Herna S.Sn., M.M. Aditya menjelaskan bahwa fokus hibah kali ini adalah untuk memperkuat riset kolaboratif yang relevan dengan isu strategis, salah satunya perubahan iklim. Ini merupakan hal yang penting karena masalah iklim tidak bisa diselesaikan perorangan, perlu lintas institusi, lintas disiplin, dan bahkan lintas negara. Hibah ini memberi ruang untuk penelitian yang bukan hanya bergerak di ranah akademik, tapi juga aplikatif, berorientasi pada kebijakan, dan punya dampak nyata.
“Kami sangat bersyukur tentunya. Hibah ini hasil dari kerja keras dari kolaborasi multi institusi dan multi disiplin. Tim kami merasa tertantang dan bersemangat tentunya, karena riset ini mendapat dukungan untuk bergerak lebih jauh,” cerita Aditya saat mendengar kabar bahwa tim berhasil meraih hibah.
Latar Belakang Penelitian “Expanding GenerAKSI”
Aditya menjelaskan bahwa penelitian ini berawal dari inisiatif GenerAKSI, sebuah board game edukasi tentang perubahan iklim yang dikembangkan untuk anak-anak sekolah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Kami melihat ada kebutuhan mendesak: anak-anak mengetahui tentang konsep perubahan iklim, tapi kesulitan menghubungkannya dengan aksi nyata di kehidupan sehari-hari. Proyek baru ini memperluas cakupan: bukan hanya permainan, tapi juga riset kebijakan, jaringan pembelajaran inklusif, dan strategi advokasi,” jelas Aditya.
Tujuan utama dari proyek ini adalah untuk memastikan pendidikan iklim tidak berhenti di ruang kelas, melainkan merambah kebijakan, ekspansi wilayah, dan praktik komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk memperkuat pendidikan perubahan iklim melalui dampak kebijakan, riset, dan jaringan pembelajaran inklusif.
Mengatasi Gap dalam Pendidikan Perubahan Iklim
Inspirasi untuk judul penelitian ini datang dari pengalaman langsung di lapangan. Aditya menjelaskan bahwa anak-anak menyatakan keinginan untuk berkontribusi namun tidak menemukan cukup ruang dalam sistem pendidikan.
Aditya dan tim melihat adanya gap di dua sisi: Metode dan konten pembelajaran masih satu arah dan kurang kontekstual dan hasil riset jarang sampai ke level kebijakan atau praktik sekolah. Dari sinilah muncul ide untuk menjembatani: dari anak-anak ke kelas, dari kelas ke komunitas, dan dari komunitas ke pembuat kebijakan.
Peran Desain Komunikasi Visual (DKV) Dalam Mengatasi Isu Perubahan Iklim
DKV memainkan peran penting dalam mengatasi isu perubahan iklim. “DKV membantu menerjemahkan isu yang kompleks menjadi pengalaman yang bisa dipahami dan dirasakan. Dalam GenerAKSI, desain bukan hanya soal visual, tapi membangun narasi, interaksi, dan media yang relevan dengan budaya lokal,” ujar Aditya.
DKV membantu menjadikan perubahan iklim bukan sekadar wacana abstrak, tetapi sesuatu yang dekat dengan kehidupan anak-anak, guru, dan masyarakat.
Dampak yang Diharapkan dari Penelitian ini
Tim UMN berharap ada tiga lapis dampak:
- Individu: Peningkatan literasi dan kesiapsiagaan iklim anak-anak.
- Komunitas: Jaringan belajar inklusif yang bisa saling berbagi praktik baik.
- Sistem: Kontribusi pada kebijakan pendidikan iklim yang lebih partisipatif.
“Harapannya, GenerAKSI bukan hanya jadi alat, tapi juga gerakan,” kata Aditya.
Dengan hibah ini, tim peneliti UMN akan memperkuat tim lintas disiplin dari Indonesia dan Australia. Aditya ceritakan bahwa langkah pertama adalah memperluas pilot project ke beberapa daerah, sambil menjalin komunikasi dengan pemangku kepentingan pendidikan.
Aditya menambahkan, “Kami juga akan melakukan ToT (Training of Trainers) bagi para guru di beberapa wilayah di Indonesia tentang bagaimana metode pembelajaran perubahan iklim melalui media board game GenerAKSI.”
Perubahan Iklim Juga Merupakan Persoalan Anak-Anak
Sebagai penutup, Aditya menyampaikan pesan penting, “perubahan iklim adalah persoalan semua lapisan, termasuk anak-anak. Mereka bukan sekadar penerima dampak, tapi mempunyai potensi besar menjadi agen perubahan.”
Dengan dukungan hibah KONEKSI, tim peneliti UMN berharap dapat membawa kontribusi besar dalam pengembangan pendidikan perubahan iklim yang lebih inklusif dan berdampak, tidak hanya dalam ranah akademik, tetapi juga pada kebijakan dan praktik di lapangan.
Selamat kepada tim dosen DKV UMN atas pencapaian yang luar biasa ini!
By Levina Chrestella Theodora | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara.