
Sustainability Talk UMN Ulik Bagaimana Teknologi Mendukung Keberlanjutan
September 30, 2025
Lomba Peneliti Belia Banten UMN 2025
Oktober 1, 2025
Foto bersama dan pemberian penghargaan kepada narasumber dan moderator (Dok. UMN)
Tangerang – Pada Senin (29/09/2025) Sustainability Center UMN mengadakan Sustainability Talk, rangkaian kegiatan dari Sustainability Week bersama dengan Fakultas Bisnis UMN. Sustainability Talk bersama Fakultas Bisnis kali ini mengundang dua pembicara yakni Nicko Setyabudi selaku Circular Economy and Partnership, Chandra Asri dan Tarida Widya Krisnadi selaku Komisaris Kawan Lama Group dimoderatori oleh Dr. Amanda Setiorini Dosen Program Studi Manajemen. Sustainability Talk ini mengangkat topik tentang “Regenerating Value: Towards Circulate and Caring Economy”.
Saat ini perubahan ekonomi menjadi tantangan dan peluang bagi industri. Industri tidak hanya dituntut untuk kreatif dan inovatif, tapi juga menjadi penggerak ekonomi berkelanjutan. Sustainability Talk bersama Fakultas Bisnis kali ini akan menggali bagaimana industri turut berdampak menuju ekonomi yang sirkular dan berkelanjutan.
“Chandra Asri Group adalah perusahaan yang bergerak dibidang kimia, energi, dan infrastruktur. Dalam perusahaan ini kita memanfaatkan energi-energi yang ada, dan bagaimana menjadi industri yang mandiri kedepannya dan tidak bergantung pada barang impor, dan memaksimalkan barang-barang yang ada di dalam negeri. Hal ini menjadi komitmen kami tidak hanya dalam produksi, tapi dalam menjalani bisnis berkelanjutan”, ucap Nicko Setyabudi selaku Circular Economy and Partnership, Chandra Asri dalam Sustainability Talk.
Nicko menegaskan, salah satu kunci industri yang berkelanjutan adalah kolaborasi baik dengan pemerintah, masyarakat, maupun lingkungan sekitar. Bagi Nicko, tanpa adanya kolaborasi industri tidak bisa maju. Nicko juga menjelaskan komitmen Chandra Asri dalam Environment, Social, & Governance (ESG).
“Kami memperbanyak peluang kerja untuk masyarakat, memberikan fasilitas yang menunjang masyarakat, memberikan bantuan akses pendidikan ke masyarakat, dan mendorong ekonomi sirkular dalam pengelolaannya”, tambah Nicko.
Nicko juga memaparkan bagaimana sampah bisa dikelola dengan baik dan menjadi sumber daya yang mendorong ekonomi. Nicko menjelaskan bahwa material sampah memiliki rupiah, dan industri harus pandai untuk mengelolanya, tren ini juga digaungkan di negara-negara maju dan merek-merek ternama seperti IKEA dan Nike.
“Dalam proses bisnis sirkular hal yang terpenting adalah recollection, reprocessing, dan remarketing. Indonesia memiliki peluang untuk menjalani ekonomi sirkular yang baik. Namun tentu diperlukan kolaborasi dengan berbagai pihak, sehingga sampah-sampah ini bisa menjadi peluang dan membangun waste management yang proper”, jelas Nicko.
Pembicara kedua Tarida Widya Krisnadi selaku Komisaris Kawan Lama Group Kawan Lama Group juga membicarakan bagaimana keberlanjutan dan ekonomi sirkular berjalan. Tarida menjelaskan Kawan Lama Group telah mendirikan Yayasan Kawan Lama Group sejak 2010 dan yayasan ini ditujukan untuk berdampak positif dan berkelanjutan di Indonesia.
“Kami sangat mengutamakan kesehatan, sosial, pendidikan, lingkungan, dan seni budaya. Seiring berjalannya waktu kelima hal ini sama-sama saling berkaitan baik melalui kegiatan-kegiatan yang ada di Kawan Lama Group terkait keberlanjutan, tentu kawan lama tidak sendiri tapi kami sering berkolaborasi dengan berbagai pihak”, jelas Tarida.
Tarida juga memaparkan berbagai program yang telah dilakukan oleh Kawan Lama Group seperti Aram Bekelala Tenun Iban, program pemberdayaan perempuan penenun Daya Iban yang fokus pada pelestarian budaya, pemberdayaan kepada para penenun, dan edukasi mengenai penggunaan pewarna alami.
“Program kami Merajut Asa Sumba juga salah satu kolaborasi dengan UMN, dan program ini tidak hanya mendukung budaya saja tapi juga mendukung ekonomi sirkular pariwisata berkelanjutan. Semua program kami linear dan mendukung lima pilar di Kawan Lama Group”, lanjut Tarida.
Tarida juga meninggalkan pesan pada mahasiswa untuk tidak takut dengan perubahan, karena mahasiswa adalah agen perubahan. Keberlanjutan bisa dimulai dari hal-hal kecil, tidak perlu menunggu hal-hal besar untuk memulai sesuatu yang baru dan berkelanjutan.
“Kita harus menjaga bumi, menjaga Indonesia untuk generasi selanjutnya karena kita bagian dari global society”, tutup Tarida.
By Rachel Tiffany | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara.