
Kunjungan Teesside University ke UMN
Mei 6, 2025
UMN Tekankan Berbagai Kolaborasi Internasional Berkelanjutan
Mei 7, 2025
Pemaparan materi dan demo oleh Anjas Maradita (Dok. UMN)
Tangerang – Pada Selasa, (06/05/2025) berlangsung rangkaian kegiatan UCIFEST 16 Sinetalk. Sinetalk yang dibawakan oleh UCIFEST 16 kali ini berkolaborasi dengan Hollyland dan dibawakan oleh Anjas Maradita, membahas tentang Artificial Intelligence dalam dunia Video Production.
Saat ini Artificial Intelligence (AI) bertumbuh sangat pesat, tidak bisa dipungkiri bahwa setiap harinya kita menggunakan AI. Melihat lebih dalam lagi, AI memiliki banyak kegunaan dalam berbagai bidang. Salah satunya adalah produksi video. Pada kesempatan ini Anjas Maradita turut membagikan pengetahuannya serta demo penggunaan AI untuk produksi video.
“Disini saya ingin mengajarkan cara optimalisasi AI secara benar dan sesuai etika. Banyak orang yang “Say no to AI”, padahal kita sehari-hari menggunakan AI. Generative AI yang paling viral, predictive AI kita gunakan untuk menganalisis cuaca, computer vision saat ini digunakan untuk menyesuaikan lampu merah dijalan, dan masih banyak lagi”, ucap Anjas.
Anjas sendiri tidak membenarkan tindakan-tindakan orang yang dengan salah menggunakan generative AI. Seperti salah satu kasus baru-baru ini animasi Studio Ghibli yang ditiru oleh AI. Bagi Anjas hal ini kembali lagi kepada manusia yang menggunakan AI itu sendiri, karena kita tumbuh kembang dalam teknologi yang maju kita harus berdamai dengan kemajuan teknologi yang ada.
“Melihat kegunaan lainnya selain generative AI, AI sendiri dalam produksi sangat membantu, mulai dari pre-production sampai production. Pertama dalam pembuatan pitch deck ke klien, dalam pengalaman saya kita harus jelas membuat iklannya mulai dari talent, karakter dan temanya. Semua hal harus dijelaskan dalam deck tidak hanya dalam kepala dan harus detail. Menurut aku komunikasi dalam deck itu nggak kalah penting selain komunikasi verbal”, papar Anjas.
Dalam kesempatan ini Anjas turut mendemokan bagaimana dirinya menggunakan bantuan AI dalam pembuatan pitch deck. Mulai dari storyboard yang dibantu oleh AI untuk transfer style tanpa mencuri style siapapun. Penggunaan alat Text to Speech, serta pembuatan referensi jingle yang dibantu oleh AI.
“AI ini aku gunakan dalam pre-production agar lebih profesional dan pantas saat pitch deck sampai ke klien. Alat-alat ini juga digunakan untuk referensi saja bukan mengganti atau dijual karena hal itu tidak boleh”, tambah Anjas.
Pemanfaatan AI dalam pre-production untuk Anjas cukup optimal, mempersingkat waktu, dan menurunkan budget. Namun tentunya dalam penggunaan alat-alat AI ini kita tetap harus mengetahui etika penggunaan AI.
“Berbicara soal etika penggunaan AI, banyak orang yang masih salah menilai AI dan mengira AI itu langsung mengambil data, namun cara kerja AI tidak seperti itu. AI akan mengambil semua data, dipelajari, dan diberikan kita, cara AI belajar adalah diserap dan diformulasikan. Sebenarnya hal ini juga terjadi di manusia, kita melihat banyak data dan diformulasikan menjadi hal baru”, jelas Anjas.
Namun bagi Anjas hal-hal yang perlu ditegaskan adalah regulasi penggunaan AI. AI mencuri karya seniman, sedangkan AI terus memakan data-data yang ada. Anjas juga memberikan pesan kepada mahasiswa-mahasiswi untuk bijak dalam penggunaan AI, karena AI adalah alat untuk membantu.
By Rachel Tiffany Tanukusuma | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara.