
Puncak Sustainability Week UMN : Peran Perguruan Tinggi Dalam Mewujudkan Keberlanjutan di Indonesia
Oktober 3, 2025
Rekomendasi Software Penggajian Terbaik untuk HRD
Oktober 7, 2025
Mahasiswa Program Studi Informatika UMN Linda Sundoko meraih Best Presentation Award dalam ajang Seminar Pembelajaran Sepanjang Hayat (SPSH) 2025 – Lifelong Learning Conference yang digelar secara internasional pada 1–2 Oktober 2025.
TANGERANG — Mahasiswa Program Studi Informatika Universitas Multimedia Nusantara (UMN) angkatan 2022, Linda Sundoko, berhasil meraih Best Presentation Award dalam ajang Seminar Pembelajaran Sepanjang Hayat (SPSH) 2025 – Lifelong Learning Conference yang digelar secara internasional pada 1–2 Oktober 2025.
Kegiatan SPSH International Conference 2025 merupakan konferensi ilmiah internasional yang diselenggarakan oleh Kolej Komuniti Masjid Tanah di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi Malaysia. Konferensi internasional ini juga menjadi proyek kolaboratif empat negara yang terdiri dari Indonesia (diwakilkan oleh UMN), Malaysia, Arab Saudi, dan Inggris Raya. Peserta berasal dari kalangan mahasiswa, dosen, hingga profesional industri. Linda pun berpartisipasi secara daring melalui platform Google Meet.
“Jadi, ini kegiatan paper conference. Saya itu menghadirinya secara online lewat Google Meet dan untuk room saya itu isinya memang students. Di sana, kita bergantian mendengarkan dan mempresentasikan paper yang kita buat,” jelas Linda.
Karya tulis ilmiah yang ia bawakan berjudul “Enhancing Social Media Cybersecurity: Hoax Detection on Facebook via Markov Chain Monte Carlo”. Dalam risetnya, Linda merancang sistem deteksi hoaks berbasis machine learning (ML) menggunakan algoritma Markov Chain Monte Carlo (MCMC), dilengkapi dengan tinjauan literatur yang mendukung rancangan tersebut. Ia menjelaskan motivasi utama di balik penelitian ini adalah untuk membantu mitigasi penyebaran hoaks di Indonesia.
“Harapan saya tentunya agar masalah hoaks di Indonesia dapat dimitigasi lebih baik. Sudah banyak kok sebenarnya ML-based hoax detection system, tapi seperti yang kita lihat pengaplikasiannya masih sangat minim di Indonesia,” ujarnya.

Mahasiswa Program Studi Informatika UMN Linda Sundoko memberikan pemaparan terkait karya ilmiahnya dalam ajang kompetisi internasional “Seminar Pembelajaran Sepanjang Hayat (SPSH) 2025.
Linda mengaku tidak menyangka dapat meraih penghargaan Best Presentation Award di tingkat internasional. “Agak tidak menyangka juga soalnya PPT [Power Point] saya minimalis. Yang menghadiri awarding-nya itu dosen saya yang di Malaysia. Jadi, dia yang memberitahu di grup WA. Bangga, tapi deg-degan juga. Ini internasional soalnya. Masa sih? gitu,” kata Linda.
Selama sesi presentasi, Linda juga menerima pertanyaan dari juri internasional yang menanggapi risetnya secara positif. “Tanggapannya positif dan menurut saya dibandingkan presenter lain, pertanyaan saya cukup mudah. Mereka juga menyemangati saya untuk ke depannya dan kelanjutan penelitian saya,” katanya.
Dosen pendamping riset sekaligus dosen Teknik Informatika UMN, Dr. SY. Yuliani Yakub, mengungkapkan bahwa proses pendampingan terhadap riset Linda bukanlah sesuatu yang instan. “Sebenarnya proses pendampingan ini tidak instan karena ini riset yang dihasilkan dari bagian riset saya saat studi S-3, yang kemudian dilanjutkan dengan teknologi yang lebih baru,” jelasnya.
Menurutnya, isu penyebaran hoaks di media sosial merupakan tantangan besar di era digital, dan penelitian Linda menunjukkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan metode komputasi modern yang relevan dengan tren global.
“Isu penyebaran hoaks di media sosial menjadi tantangan besar di era digital, dan pendekatan menggunakan Markov Chain Monte Carlo (MCMC) menunjukkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan metode komputasi yang sangat penting dan sejalan dengan tren global dalam bidang keamanan siber berbasis AI, serta berkontribusi langsung dalam menjaga ruang digital yang lebih aman dan sehat,” ujar Yuliani.
Ia juga menyampaikan rasa bangganya terhadap capaian Linda karena berhasil mewakili Indonesia di tingkat internasional. Menurut Yuliani, hal Itu bukan hal yang mudah. Selain memiliki kemampuan teknis yang kuat, Yuliani mengatakan Linda juga unggul dalam kemampuan komunikasi.
“Jadi, mahasiswa kita gak hanya kompeten di bidang teknologi saja, tetapi juga kompeten dalam komunikasi,” tambahnya.

Dosen pendamping riset sekaligus dosen Teknik Informatika UMN, Dr. SY. Yuliani Yakub (sebelah kanan) dan mahasiswa Informatika UMN Linda Sundoko (sebelah kiri).
Lebih lanjut, Dr. Yuliani menilai partisipasi mahasiswa dalam konferensi internasional seperti SPSH sangat penting untuk pengembangan akademik dan peningkatan kepercayaan diri mahasiswa. Sejalan itu, partisipasi ini juga bisa memperkuat posisi mahasiswa Indonesia di kancah riset dunia.
Ia memberikan pesan bagi Linda dan mahasiswa UMN lainnya agar terus berproses dan berprestasi. “Jangan puas, jangan berhenti berkarya dan berjaya. Terus belajar tanpa henti dengan hati,” pesan Yuliani.
Sementara itu, bagi Linda sendiri, keikutsertaan mahasiswa Indonesia dalam forum akademik internasional seperti SPSH tidak hanya menjadi pengalaman berharga, tetapi juga membawa nama baik kampus di kancah global.
“Kontribusinya tentu memberikan closure baik nama Indonesia di luar negeri, namun juga closure bagi mahasiswa dan dosen. Tentunya membuka ruang yang lebih luas untuk kolaborasi secara internasional,” tutupnya.
By Melinda Chang | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara.