
Bahas Karir dan Karya di Dunia Arsitek, HIMARS UMN Adakan Webinar bersama Pendiri Biro Desain LABO
April 12, 2022
Mahasiswa NON IT, Yuk Kenali Data Quality Agar Datamu Akurat
April 14, 2022
Tim Alterace dari UMN yang beranggotakan mahasiswa DKV UMN berhasil meraih posisi Runner Up Nasional untuk kategori Tech Track di L’Oréal Brandstorm 2022. (dok. Tangkapan layar dari Instagram/@lorealindonesia)
TANGERANG – Tim mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara (UMN) mengukir prestasi di kancah nasional. Dalam kompetisi global L’Oréal Brandstorm 2022, tim Alterace dari UMN yang beranggotakan mahasiswa DKV UMN, Rachelle Irene; mahasiswa DKV UMN, Vellyn Laurentcia; dan mahasiswa Teknologi Informatika UMN, Andrian Santo berhasil meraih posisi Runner Up Nasional untuk kategori Tech Track pada Kamis (7/4/2022).
Kompetisi yang diikuti lebih dari 83 ribu peserta dari 65 negara ini menantang generasi muda untuk merancang solusi teknologi bagi masa depan industri kecantikan. Rachelle selaku perwakilan tim mengungkapkan rasa bangga bisa membawa nama UMN hingga babak puncak.
“Senang banget! Kita beneran enggak nyangka bisa sampai final, apalagi ketemu dan pitching bareng teman-teman dari universitas besar di seluruh Indonesia,” ungkap Rachelle.
Dalam tim yang terdiri dari tiga mahasiswa UMN tahun angkatan 2018 itu, Rachelle berkontribusi dengan pendekatan desain berpusat pada pengguna. Ia menekankan bahwa setiap inovasi teknologi harus selaras dengan kebutuhan manusia. Menurutnya, “Teknologi apa pun pada akhirnya harus bikin hidup orang lebih baik.”

Salah satu anggota Alterace dari UMN, Rachelle Irene di L’Oréal Brandstorm 2022.
Rachelle menambahkan bahwa pemahaman mendalam terhadap pengguna menjadi fondasi utama sebelum menentukan teknologi yang digunakan. Ia juga menilai ilmu Interactive Design yang dipelajarinya di UMN telah memberi peran besar dalam perancangan solusi inovatif yang tetap humanis.
“Prinsip dasarnya simple, [yaitu] kalau produk itu enggak dipakai, berarti enggak berguna,” ujarnya menegaskan pentingnya pengalaman pengguna yang jelas dan mudah dipahami.
Proyek yang mereka usung, Alterace, merupakan konsep digital make up asset berbasis artificial intelligence (AI) yang dapat digunakan pada avatar atau identitas digital pengguna di berbagai dunia virtual. “Semacam NFT make up yang bisa kamu ‘pakai’ di avatar atau digital identity kamu di berbagai virtual world,” jelas Rachelle.
Solusi tersebut dikembangkan seiring meningkatnya tren metaverse dalam beberapa tahun terakhir. Alterace melihat peluang bahwa dunia kecantikan tak hanya berkembang secara fisik, tetapi juga mampu memperluas ruang ekspresi digital yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Prestasi nasional ini sekaligus menunjukkan kesiapan mahasiswa UMN dalam menghadapi transformasi industri berbasis teknologi dan kreativitas. Harapannya, pencapaian tersebut dapat memotivasi lebih banyak mahasiswa untuk berani berinovasi dan berkompetisi di level global.
By Melinda Chang | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara.




 
								