
FSD UMN dan KUMA Buka Ruang Diskusi Bahas Berbagai Peluang Kolaborasi
Oktober 20, 2025
Tim mahasiswa Informatika UMN meraih Juara 1 untuk Cluster Jawa–Bali–Lombok dalam ajang Nusantara Cyber Security (NCS), serta masuk 5 besar nasional di kompetisi APTIKOM Hackathon (APHacton) 2025.
TANGERANG – Prestasi membanggakan kembali diraih oleh mahasiswa Program Studi Informatika Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Tim yang terdiri atas Muhammad Affransyah Bayulaksana, Linda Sundoko, dan Nasywa Naura Aulia sukses meraih Juara 1 untuk Cluster Jawa–Bali–Lombok dalam ajang Nusantara Cyber Security (NCS), serta masuk 5 besar nasional di kompetisi APTIKOM Hackathon (APHacton) 2025.
Kedua ajang bergengsi yang diselenggarakan oleh APTIKOM Pusat ini menjadi bagian dari rangkaian Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) 2025 di Lampung, dan menantang kemampuan mahasiswa di bidang teknologi serta keamanan siber.
“Nusantara Cyber Security dan APHacton adalah perlombaan nasional yang diselenggarakan oleh APTIKOM. Perlombaan ini ditujukan untuk mengasah talenta di bidang keamanan siber, dan inovasi teknologi/AI untuk masa depan Indonesia,” ujar mahasiswa UMN sekaligus salah satu peserta, Linda Sundoko.
Dalam lomba NCS (Capture The Flag), peserta ditantang memecahkan berbagai kasus teknis seperti eksploitasi, forensik digital, kriptografi, hingga keamanan jaringan yang mengandalkan kecepatan sekaligus ketepatan analisis.
Sementara itu, APHacton berfokus pada inovasi berbasis kecerdasan buatan (AI) dengan tema “Inovasi Digital & AI untuk Masa Depan Indonesia”. Bidang lomba APHacton mencakup Smart Village Tech, Green Technology & Sustainability, Socialpreneur & Disability, hingga e-Government Solutions. Peserta ditantang menciptakan prototipe solusi nyata untuk masyarakat.
Dalam pembagian peran, Affransyah memimpin tim di NCS, sedangkan Linda menjadi ketua tim di APHacton. “Tentunya pembagian kembali ke skill masing-masing, di mana jika untuk NCS, maka yang dengan basic dan minat ke cyber security menjadi inti dari tim, yang dipimpin oleh Franz [Affransyah] untuk membagi peran masing-masing anggota saat mengerjakan CTF,” jelas Linda.
Untuk APHacton, pembagian kerja dilakukan secara kolaboratif. Linda memimpin tim ini. Proses dimulai dari Nasywa yang berfokus pada preprocessing data dan pembuatan proposal untuk penilaian babak eliminasi. Setelah terpilih menjadi finalis, Linda pun mulai membangun model AI dan struktur website. Lalu, Franz melanjutkan untuk proses deployment.

UMN meraih peringkat ke-9 nasional dan Juara 1 Cluster Jawa–Bali–Lombok untuk NCS.
Keberhasilan tersebut diakui di tingkat nasional. UMN meraih peringkat ke-9 nasional dan Juara 1 Cluster Jawa–Bali–Lombok untuk NCS, sementara di APHacton tim UMN menempati posisi 5 besar nasional. Pengumuman hasil NCS dilakukan pada 3 Oktober 2025 melalui laman resmi ncs.aptikom.org.
“Lumayan kaget juga karena dari pendaftaran hingga selesai lomba itu prosesnya sangat cepat. Waktu itu, kita berpikir untuk daftar saja dulu berhubung memang kita punya proyek yang cocok dengan salah satu topik lomba. Lalu, saya dan Franz juga sudah pernah ikut lomba CTF sebelumnya,” ujarnya.
Linda menambahkan bahwa mengikuti kompetisi menjadi cara efektif untuk terus berkembang.
“Tidak perlu jadi yang terbaik atau jago dulu baru ikut kompetisi, asah saja kemampuan dengan cari pengalaman, ikut semua tantangan yang bisa diikuti, skill juga akan terbentuk dari pengalaman tersebut,” pesan Linda kepada mahasiswa lain.
Prestasi tersebut juga mendapat apresiasi dari Dr. S.Y. Yuliani Yakub, Dosen Teknik Informatika UMN, yang turut mendampingi mahasiswa selama persiapan kompetisi.
“Saya merasa senang dan bangga atas pencapaian yang diraih oleh mahasiswa Informatika UMN, Frans, Linda, dan Nasywa di ajang APHacton 2025 dan NCS, karena mengikuti dua lomba secara langsung dalam waktu yang bersamaan. Prestasi ini menunjukkan bahwa mahasiswa UMN tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga mampu bersaing secara nasional dengan kreativitas, semangat kompetisi, dan kolaborasi yang tinggi,” ujar Yuliani.
Ia menambahkan bahwa keberhasilan ini menjadi bukti kualitas pendidikan dan ekosistem pembelajaran di Informatika UMN yang mampu mencetak talenta digital inovatif dan siap bersaing di era teknologi. Menurutnya, kekuatan utama tim terletak pada kerja sama solid, kolaborasi kuat, serta ketangkasan dalam menghadapi tantangan.
Yuliani juga menilai bahwa kompetisi seperti ini sangat penting karena menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan secara nyata. Mulai dari aspek teknis, problem solving, hingga ketahanan mental.
Ia turut terjun langsung mendampingi mahasiswa, terutama dalam penyusunan proposal untuk APHacton dan memberikan arahan dalam lomba CTF agar penyusunan write-up lebih sistematis dan kuat secara analisis. “Dari sini sangat terlihat semangat mahasiswa yang luar biasa,” tuturnya.
Prestasi ini sekaligus menegaskan komitmen UMN dalam membangun generasi muda yang siap bersaing di ranah teknologi dan inovasi digital, membawa nama kampus ke tingkat nasional dan menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus berprestasi.
By Melinda Chang | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara.