
Prof. Randy Jay C. Solis, PhD jadi Visiting Professor di FIKOM UMN!
November 6, 2025
Pembukaan kegiatan Festival Budaya Nusantara (Dok. UMN)
Tangerang, (05/11/2025) – Festival Budaya Nusantara merupakan kegiatan tahunan yang dilaksanakan oleh Kemahasiswaan UMN. Kegiatan ini ditujukan untuk terus menghadirkan berbagai kebudayaan yang ada di Indonesia ke dalam kegiatan sehari-hari. Tahun ini Festival Budaya Nusantara berkesempatan untuk berkolaborasi dengan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Festival Budaya Nusantara memiliki berbagai rangkaian kegiatan serta bazar yang menghadirkan produk dari berbagai daerah di Indonesia.
Festival Budaya Nusantara merupakan bukti komitmen UMN dalam melestarikan dan menanamkan nilai-nilai kebudayaan Indonesia. Tahun ini Festival Budaya Nusantara mengangkat tema “Bhineka Berkarya Satu Festival, Seribu Cerita”. Kegiatan ini menjadi penting bagi UMN agar mahasiswa tidak hanya mengetahui dan mengenal budaya Indonesia saja, tapi juga mengajak mahasiswa untuk terus menjaga dan melestarikan kebudayaan Indonesia. Kegiatan Festival Budaya Nusantara dibuka oleh Dr. Ika Yanuarti, S.E., M.S.F, CSA., selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan.
“Ini adalah kegiatan rutin yang kita persiapkan untuk mahasiswa dan civitas akademik UMN, kegiatan ini kami laksanakan untuk mendekatkan mahasiswa dengan budaya nusantara. Sejalan dengan nama kampus UMN yang tidak hanya berfokus pada futuristik tapi juga nilai-nilai nusantara, sehingga dengan banyaknya kebudayaan yang masuk mahasiswa tidak lupa dengan akarnya”, ucap Ika.
Menurut Ika, di gempuran kemajuan teknologi dan informasi yang cepat nilai-nilai nusantara masih harus ditanamkan dalam diri mahasiswa. Hal ini agar mahasiswa bisa memelihara budaya indonesia, dan melalui kegiatan ini Ika berharap mahasiswa UMN bisa mengenal lebih banyak kebudayaan Indonesia dan melestarikannya.
Kegiatan Festival Budaya Nusantara dibuka dengan seminar yang mengangkat topik tentang “Harmoni, Warna, dan Cerita: Merawat Identitas Budaya Indonesia”. Pada seminar ini dua narasumber Ady Kristanto selaku Education, Conservation, Research Partnership Specialist Jagat Satwa Nusantara TMII dan Hendry Donald Izaac, S.Sos, M.Si selaku Pemerhati Budaya. Membahas tentang biodiversitas yang ada di Indonesia, mulai dari hewan-hewan endemik, pelestarian, serta langkah yang bisa dilakukan oleh generasi muda untuk terus melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia.
“Kita tahu budaya Indonesia sangat beragam yang kita kenal adalah seni tari, musik, lukisan, dan berbagai wastra budaya seni lainnya. Nyatanya kebudayaan Indonesia sangat luas, hewan endemik yang ada di Indonesia juga bagian dari kebudayaan Indonesia. Hal ini karena hewan endemik hanya tumbuh dan melekat pada satu daerah itu saja. Hewan endemik ini sudah menjadi inspirasi dan melebur dengan adat yang ada, contohnya Komodo yang hanya ada di Nusa Tenggara Timur dan telah menjadi karakter daerah itu sendiri”, jelas Ady.
Ady juga menjelaskan kondisi di habitat hewan di Indonesia yang saat ini kurang baik, hal ini berkaitan dengan habitat yang berubah akibat industrialisasi dan perburuan. Salah satu kasus yang baru-baru ini ramai adalah Food Estate yang berdampak kepada warga, dan juga habitat hewan. Bagi Ady, ini bukan sekedar permasalahan di pemerintahan tapi karena kurangnya komunikasi antara warga dan pemerintah.
“Indonesia itu negara mega–biodiversity, memiliki keanekaragaman paling besar di dunia dan semua spesies ini sama-sama mengendalikan ekosistem di Indonesia. Jika satu hewan punah bisa mengubah seluruh ekosistem yang ada. Bagi saya ini adalah suatu hal yang perlu dipahami oleh mahasiswa bahwa di Indonesia ada banyak hal yang bisa dieksplor dan semua itu berkaitan dengan budaya”, tambah Ady.
Membahas tentang keanekaragaman hayati di Indonesia Hendry juga menjelaskan bagaimana pelestarian hewan endemik ini tidak hanya baik untuk lingkungan tapi juga bisa meningkatkan daya tarik pariwisata. Namun tentu tetap harus memperhatikan ekosistem hewan endemik tersebut dan konservasi khusus. Dengan cara ini Hendry yakin dapat menjaga habitat dan pelestarian hewan endemik.
“Indonesia kaya akan budaya dan punya banyak spesies hewan dan ini adalah kekayaan Indonesia yang luar biasa. Bagi saya untuk melestarikan kebudayaan Indonesia adalah tanggung jawab kita semua, terutama generasi muda. Banyak cara yang bisa dilakukan bersama-sama, tentunya dengan mengenal keragaman hayati yang ada di Indonesia. Dengan kita yang terus memperhatikan dan melestarikan kebudayaan nilai-nilai ini tidak akan hilang”, jelas Hendry.
Menurut Hendry, peran masyarakat sangat penting dan pelestarian budaya Indonesia bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Hendry juga menyampaikan bahwa keanekaragaman hayati bisa menjadi ikon Indonesia, seperti apa yang sudah terjadi di berbagai negara mulai dari Moo Deng dari Thailand atau Red Panda dari China.
“Menurut saya trend ini bisa menarik banyak masyarakat global untuk mengenal keanekaragaman hayati di Indonesia. Tentu hal ini juga bisa diimplementasikan lewat langkah kecil mahasiswa di dalam kampus, mulai dari kampanye, riset, ataupun animasi. Saya yakin dengan strategi dan kreatifitas yang tinggi bisa mengubah keanekaragaman hayati menjadi pop-culture Indonesia, dan kita sama-sama mendukung keberlanjutan”, tambah Hendry.
Puncak Kegiatan Festival Budaya Nusantara UMN 2025

Foto bersama puncak kegiatan Festival Budaya Nusantara UMN (Dok. UMN)
Festival Budaya Nusantara UMN diramaikan dengan penampilan budaya dari berbagai daerah di Indonesia. Penampilan ini mulai dari tarian, nyanyian, alat musik, dan berbagai penampilan budaya yang juga menunjukan pakaian adat sampai lagu. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa UMN, mahasiswa pertukaran pelajar di UMN, serta mitra dari TMII yang juga menampilkan berbagai kebudayaan Indonesia. Puncak kegiatan Festival Budaya Nusantara UMN dibuka oleh Dr. Andrey Andoko selaku Rektor UMN.
“Kami mengedepankan aspek budaya karena hal ini sangat penting, kebudayaan adalah keberanian hidup yang memberikan nilai, pedoman, serta aturan menjalani hidup. Budaya menjadi identitas suatu bangsa dan hal itu yang membedakan satu dengan yang lain. Kebudayaan bisa tercermin dari bahasa, pakaian, tarian, musik, dan juga kuliner hal ini menjadikan budaya suatu tenaga sosial dan menciptakan rasa kebersamaan, serta menjadi sumber inspirasi dan kreativitas”, ucap Andrey.
Bagi Andrey, masing-masing suku budaya di Indonesia memiliki ciri khas masing-masing dan ini menjadi hal penting untuk terus dikembangkan mengikuti pergerakan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai kebudayaan. Dengan terus berorientasi pada masa depan, nilai-nilai kebudayaan tidak akan tertinggal.
“Sesuai dengan semboyan Indonesia ‘Bhineka Tunggal Ika’, meskipun Indonesia beragam dan memiliki keunikan masing-masing kita tetap satu untuk membangun Indonesia. UMN akan terus berkomitmen untuk melestarikan dan memperkenalkan kebudayaan Indonesia kepada mahasiswa, harapan saya mahasiswa tidak kehilangan identitas mereka sebagai masyarakat Indonesia. Dengan kegiatan ini kita bisa terus merayakan dan menjaga berbagai kebudayaan yang ada di Nusantara”, tutup Andrey.

Booth bazar dari berbagai daerah Indonesia di Lobby B, Kampus UMN (Dok. UMN)
Selain pertunjukan penampilan ada pula bazar yang menghadirkan berbagai produk daerah Indonesia. Mulai dari makanan daerah, kain, kain tenun, aksesoris daerah, dan berbagai jenis produk lainnya. Bazar ini dihadiri oleh UMKM yang tersebar di Indonesia, dengan bazar ini diharapkan mahasiswa bisa melihat dan mengenal langsung kebudayaan Indonesia.
By Rachel Tiffany | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara.




