
New Year, New Me: Saatnya Mahasiswa Siapkan Skill Data untuk 2026
Desember 8, 2025
Foto bersama narasumber talkshow Pekantara dan mahasiswa UMN (Dok. UMN)
Tangerang, (08/12/2025) – Pekantara UMN bersama Desa Pekijing mengisi talkshow hari pertama yang mengangkat topik tentang “From Corruption to Integrity Young Leader’s Role in Breaking the Poverty Cycle” . Talkshow ini dinarasumberi oleh Dr. Ignatius Haryanto Djoewanto, S.Sos, M.Hum., selaku Kepala Program Studi Magister Ilmu Komunikasi, Bayu dan Edi Suryadi selaku Koordinator Desa Pekijing.
Maraknya kasus korupsi di Indonesia, tentu ini tidak hanya menjadi perhatian publik saja tapi juga institusi pendidikan di Indonesia. Utamanya perguruan tinggi memiliki peran dalam mengedukasi mahasiswa dalam membangun masa depan yang cerah, serta menanamkan nilai-nilai integritas. Diharapkan generasi mendatang dapat menghentikan sikap keserakahan yang mengakibatkan korupsi, dan berdampak baik juga pada ekonomi berkelanjutan di Indonesia.
Pada Talkshow pertama Pekantara, mengangkat secara mendalam tentang korupsi dan bagaimana kita dapat mempelajari operasional pengelolaan yang baik dari Desa Pekijing. Narasumber pertama, Ignatius menjelaskan secara tegas terkait korupsi dan Ia secara sederhana mendefinisikan korupsi. Yakni tindakan dan penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan untuk keuntungan pribadi atau kelompok yang merugikan masyarakat dan negara.

Ignatius menyampaikan pemaparan materi dalam talkshow (Dok. UMN)\
“Pembahasan ini menjadi penting karena banyaknya kasus korupsi di Indonesia dan kerugiannya sangat amat besar. Sudah banyak contohnya dan kerugiannya mencapai ratusan triliun, dan dari data yang ada di Asia, Indonesia memasuki negara kelima paling tinggi korupsi”, jelas Ignatius, kepada mahasiswa yang mengikuti dan memberikan perhatian penuh pada sesi talkshow.
Ignatius juga menjelaskan bahwa pada faktanya tindakan korupsi tidak melihat latar belakang seseorang. Tidak peduli orang itu miskin, kaya, asal daerah, profesi, agama, wajah, dan penampilan. Bahwasannya korupsi dilandasi atas dasar sikap tamak atau serakah, kebiasaan lingkungan, dan bahkan pemberantasannya menjadi permainan.
“Kelihatannya, semua bidang kehidupan kita sudah tercemar dengan korupsi, jika kita melihat secara detail dampaknya pun bisa kita rasakan. Mulai dari pelayanan publik yang tidak prima, pendapatan negara terganggu, kemiskinan rakyat, pembayaran lebih padahal bisa saja gratis, sampai yang paling menyedihkan korbannya manusia sendiri yang meninggal sia-sia”, ucap Ignatius.
Melihat situasi dan dampak dari korupsi, Ignatius meninggalkan pesan kecil kepada mahasiswa untuk bisa terus diingat sampai kapanpun. Pesan Ignatius kepada mahasiswa agar bisa berjanji bahwa mereka akan jujur, menghidupi kehidupan sederhana, tidak tergoda dengan jalan pintas, dan tidak terbawa arus media sosial yang penuh dengan pencitraan atau flexing.
Belajar membangun sistem yang jujur dari Desa Pekijing
Untuk memperkaya talkshow ini, Bayu dan Edi yang telah tinggal dan mengembangkan Desa Pekijing membagikan bagaimana mereka terus menjaga sistem yang jujur, berdampak, dan anti-korupsi kepada masyarakat. Desa Pekijing menjadi bukti bahwa membangun sistem yang jujur dan anti-korupsi bisa memberikan kehidupan masyarakat yang makmur.

Pengenalan terkait Desa Pekijing oleh Bayu (Dok. UMN)
“Dulunya, Ketua RT (Rukun Tetangga) kami tidak pernah diganti, dan sudah terlihat secara sedikit-sedikit masyarakat memberontak secara halus. Ini menjadi inisiasi kami untuk memperbaiki desa dan berbenah diri untuk tempat tinggal kami sendiri”, ucap Bayu.
Bayu juga memberikan pandangannya bahwa hal ini tidak bisa cepat dan mudah dilakukan. Diperlukan waktu untuk mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat setempat. Menurut Bayu, cara yang paling efektif adalah memberikan contoh dan pengertian kepada masyarakat, yang dimulai dari keluarga.
“Setelah kita membuktikannya dari lingkungan paling kecil keluarga, baru kita buktikan di Desa Pekijing, awalnya tidak mudah tapi setelah kita reformasi pengurusannya banyak masyarakat yang menerima. Mungkin kalau tidak di rombak, Desa Pekijing tidak berubah seutuhnya”, tambah Bayu saat menjelaskan perubahan sistem di Desa Pekijing.

Pemaparan materi terkait strategi Desa Pekijing oleh Edi (Dok. UMN)
Dilanjutkan dengan Edi, Ia juga menjelaskan kekhawatirannya pada saat itu dan yang dirasakan oleh masyarakat setempat juga. Edi mengatakan bahwa kekhawatiran warga saat itu adalah susahnya akses pendidikan dan kesehatan. Dengan inisiatif baik dari Edi, dirinya menjalankan riset untuk bisa memenuhi kebutuhan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga lansia.
“Kita membangun perpustakaan untuk anak-anak dan keluarga, membuat kelompok wanita tani, kelompok sadar hukum, bank sampah, jaga resik, dan berbagai program lainnya yang bisa mendukung dan memberikan kehidupan lebih baik lagi untuk masyarakat”, papar Edi.
Edi memberikan salah satu program yang menarik dan bisa menjadi contoh untuk meningkatkan literasi di Indonesia yakni lapak lansia. Pada program ini, bukan orang yang lebih tua memberikan literasi pada anak-anak namun sebaliknya, program ini juga dinilai memberikan dampak baik serta membangun paguyuban yang baik.
“Sistem kami juga merotasi kepemimpinan secara berkala yakni tiga tahun sekali, sehingga semua masyarakat dapat berdiskusi, gotong royong, membangun karakter kepemimpinan di masyarakat. Semua masyarakat mendapat pengalaman yang sama, dan dengan langkah yang transparan ini kita bisa mencegah korupsi”, tambahnya.
Bagi Edi, Desa Pekijing memiliki satu visi yang sama yakni kesejahteraan dan kebersamaan, hal ini juga sudah tertanam pada masyarakat. Dengan penanaman nilai-nilai ini, Edi meyakini juga akan otomatis terimplementasi di masyarakat dan terhindar dari korupsi.
Desa Pekijing telah meraih berbagai penghargaan dan pengakuan atas komitmen mereka dalam menjaga dan membangun desa yang berkelanjutan mulai dari sistem operasional dan sosial, lingkungan, serta ekonomi.
By Rachel Tiffany | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara.




