
UMN Dorong Masyarakat Desa Cirarab Lewat Pelatihan dan Promosi Digital melalui PKM Hibah Dikti
September 25, 2025
Kuliah Tamu FTI UMN Soroti Peran Riset dan Inovasi dalam Transformasi Digital
September 26, 2025

Foto bersama Cendera, Agatha, Melanie dengan Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi UMN (Dok. UMN)
Tangerang – Pada Jumat (19/09/2025) L’Oréal Indonesia bersama dengan Fakultas Ilmu Komunikasi UMN mengadakan talkshow mengangkat tentang “Essentiality of Beauty”. Talkshow ini dibawakan oleh tiga pembicara Cendera Rizky Anugrah Bangun, S.Sos., M.Si., selaku Head of Communications Science UMN, Melanie Masriel selaku Chief of Corporate Affairs, Engagement, & Sustainability L’Oréal Indonesia, dan Agatha Chelsea, B.Sc., selaku Entertainer, Neuroscience Educator dan Founder of Neuronedu. Kegiatan ini dilaksanakan di Function Hall, UMN.
Saat ini dunia kecantikan bergerak kian cepat dari waktu ke waktu, tidak hanya inovasi tapi juga berbagai nilai-nilai yang berkembang. L’Oréal sebagai salah satu industri kecantikan global, berkomitmen tidak hanya menghadirkan produk berkualitas tetapi juga nilai keberlanjutan dan dampak sosial. Kegiatan ini ditujukan untuk mengulik tentang kecantikan dari tiga perspektif mulai dari industri, influencer, dan juga akademisi.
“Kegiatan ini akan menggali tentang buku yang membahas tentang kecantikan, diharapkan nantinya bisa membuka perspektif baru. Mengingat kecantikan tidak hanya dari wajah yang cantik atau wajah yang ganteng saja tapi ada pula keseimbangan, kesatuan, dan keragaman”, ucap Dr. Rismi Juliadi selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi UMN, dalam pembukaan kegiatan talkshow.
Bagi Rismi, kegiatan ini sangat inspiratif dan bisa memberikan bekal berharga bagi mahasiswa UMN. Rismi berharap melalui kegiatan ini dapat memadukan berbagai perspektif baik secara ilmiah, industri dan generasi muda. Selain itu diharapkan melalui kegiatan ini bisa membuka jalan untuk karir mahasiswa di L’Oréal Indonesia nantinya.
Kegiatan talkshow ini mengupas buku The Essential of Beauty, terdapat tiga chapter mulai dari kecantikan pada aspek pertumbuhan ekonomi, kecantikan pada aspek sosial dan budaya, serta aspek kesehatan. Dalam sesi tersebut, Melanie menegaskan bahwa kosmetik bersifat universal dan tidak hanya digunakan oleh wanita. Industri kosmetik dan kecantikan juga tidak terbatas pada perempuan, melainkan terbuka untuk semua gender. Selain itu, talkshow ini turut membahas bagaimana aspek keberlanjutan diterapkan dalam bidang kecantikan.
“Industri kecantikan di Indonesia itu salah satu potensi yang besar, terutama saat ini banyak sekali influencer maupun affiliate yang bergerak dibidang industri kecantikan. Ini juga didukung oleh data yang ada estimasi growth kosmetik dan personal care di tahun 2025 mencapai 48% dan ini akan terus bertumbuh, sehingga industri kecantikan akan semakin massive ”, jelas Melanie Masriel selaku Chief of Corporate Affairs, Engagement, & Sustainability L’Oréal Indonesia dalam pengenalannya tentang kosmetik.
Agatha Chelsea, B.Sc., selaku entertainer dan Neuroscience juga menjelaskan pandangannya tentang pergerakan industri kecantikan di Indonesia. Agatha menjelaskan bahwa kecantikan itu tidak hanya kosmetik, namun memiliki banyak dimensi. Bagi Agatha, kecantikan itu suatu hal yang membuat diri kita nyaman dan senang dengan diri kita sendiri.
“Sedikit pandangan aku tentang kecantikan, aku jadi punya identitas dan lebih percaya diri. Kecantikan jadi media buat aku untuk eksplore diri aku, mencoba berbagai style makeup, style rambut, produk-produk baru. Selain itu juga ini membantu kita untuk pembawaan diri bagaimana kita mau dilihat dunia. Mengingat juga secara umur gen z itu masih mencari jati diri”, jelas Agatha.
Agatha juga menjelaskan secara Neuroscience bagaimana hal-hal seputar kecantikan dan kosmetik membuat kita merasa lebih senang, hal ini karena adanya kimia baik yang mendorong dopamine dan serotonin. Agatha sendiri juga menyatakan bahwa selain membuat dirinya lebih bahagia, kecantikan memiliki banyak peluang pekerjaan dan potensi yang semakin besar.
Cendera Rizky Anugrah Bangun, M.Si., selaku Head of Communication UMN juga menjelaskan dari segi komunikasi bahwa kecantikan dan kosmetik tidak dilihat dari luar saja saat membeli suatu produk di era saat ini. Hal yang terpenting dan menjadi poin utama juga identitas brand, sejalan dengan fokus Fakultas Ilmu Komunikasi saat ini sustainability. Hal sustainability ini sendiri juga melekat pada brand-brand kecantikan salah satunya L’Oréal.
“Melihat dari segi akademisi, kecantikan itu ada relevansinya dengan ilmu komunikasi dan sangat dekat. Teori ini dijelaskan dengan teori interaction symbolic, kecantikan itu bukan sekedar mau dandan tapi juga membuat banyak kesempatan dan diterima di masyarakat, membangun persepsi tentang kita bagaimana kita mau dilihat dengan masyarakat”, ucap Cendera.
Kecantikan dan Keberlanjutan
Menyinggung tentang keberlanjutan pada industri kecantikan saat ini menjadi salah satu hal yang digaungkan oleh banyak kalangan terutama gen z. Hal ini juga dinyatakan oleh ketiga pembicara, dan keberlanjutan ini tidak hanya dari segi produk tapi juga dampak baik keberlanjutan pada kesehatan mental masyarakat.
“Dari data yang pernah ada Gen Z itu 82% willing to pay more untuk produk yang berkelanjutan, mulai dari proses produksi hingga hasil jadi produk. Mereka tidak hanya memikirkan produk yang bagus saja tapi juga sustainable profitnya. Hal ini sejalan dengan L’Oréal yang sangat concern dengan keberlanjutan”, jelas Melanie.
Melanie menegaskan, L’Oréal tidak semata-mata mementingkan kualitas produk saja tapi juga apa yang mau mereka berikan kepada lingkungan, sosial, dan ekonomi. Hal-hal ini dimulai dari kemasan L’Oréal yang recyclable, sehingga menghasilkan produksi yang zero waste.
“Beberapa kali saya membaca jurnal dan melihat produk L’Oréal itu memang berkomitmen dengan keberlanjutan. Isu keberlanjutan ini juga tidak jauh dan memang sudah dikenal di kalangan mahasiswa. Kami terus melakukan shape mining kepada mahasiswa terkait isu keberlanjutan, mulai dari hal-hal kecil seperti isi ulang air, reduce hal-hal yang bisa lebih berkelanjutan”, jelas Cendera dalam diskusi.
Cendera juga berpesan kepada mahasiswa untuk memilih kosmetik dan brand yang dekat dengan keberlanjutan. Hal ini nantinya kita bisa sama-sama berkontribusi baik, dan menaikkan awareness tentang berkelanjutan lewat apa yang kita gunakan. Selain isu berkelanjutan secara lingkungan dan produksi, diskusi ini juga membahas aspek keberlanjutan terkait kesehatan psikologi.
“Generasi Z saat ini sangat dekat dan sadar dengan isu kesehatan mental dan kepercayaan diri. Ini merupakan hal penting dan menjadi bagian dari keberlanjutan hidup yang sehat, kosmetik itu salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan diri dan juga bentuk perhatian ke diri kita sendiri”, papar Agatha.
Agatha juga memaparkan data dari World Health Organization (WHO) di 2030 kesehatan mental akan menjadi pandemi nantinya. Bagi Agatha, hal ini bukan lagi tentang sains saja tapi juga sains yang terbukti nyata. Agatha berpesan pada mahasiswa untuk terus memperhatikan diri kita baik perempuan maupun laki-laki, karena kecantikan dan kosmetik setara untuk semua gender.
By Rachel Tiffany
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara.