
Pro dan Kontra Tren Penggunaan ChatGPT di Kelas
Oktober 26, 2025
Ilustrasi panel surya (Sumber Gambar: Unsplash/Nuno Marques)
Integrasi energi terbarukan seperti panel surya dan turbin angin ke dalam jaringan listrik modern menjadi tantangan besar karena sifatnya yang fluktuatif. Variasi cuaca, intensitas sinar matahari, dan kecepatan angin membuat pasokan energi sering kali tidak stabil. Dalam konteks ini, Artificial Intelligence (AI) hadir sebagai solusi yang mampu mendukung smart grid untuk menyeimbangkan pasokan dan permintaan secara dinamis. Teknologi AI memungkinkan prediksi, kontrol, dan manajemen energi yang lebih cerdas sehingga pemanfaatan energi terbarukan menjadi lebih efisien dan andal.
Smart grid yang dilengkapi dengan sistem berbasis AI mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan energi masyarakat. AI tidak hanya bertugas untuk memprediksi produksi energi, tetapi juga mengoptimalkan distribusi, menyimpan surplus energi, dan menstabilkan jaringan listrik. Melalui pendekatan ini, transisi menuju energi bersih dapat lebih terjamin keberlanjutannya. Menurut Preprints, penerapan teknologi AI pada Smart Grid turut mendukung monitoring real-time, deteksi gangguan, hingga otomatisasi sistem distribusi energi yang semuanya penting bagi pengelolaan energi surya dan angin. Lalu apa saja penerapan AI dalam integrasi panel surya dan energi angin? Yuk, simak penjelasannya berikut sobat UMN!
Peramalan Output Energi Terbarukan dan Permintaan
Salah satu keunggulan utama AI dalam smart grid adalah kemampuannya memprediksi produksi energi terbarukan dan pola konsumsi listrik. Dengan menganalisis data cuaca, radiasi matahari, kecepatan angin, dan perilaku pengguna, AI dapat memperkirakan kapan produksi dari panel surya atau turbin angin meningkat atau menurun. Penelitian SECIT Society (2024) menunjukkan bahwa algoritma seperti SVM, Random Forest, dan LSTM mampu meningkatkan akurasi peramalan energi, membantu operator mencegah ketidakseimbangan sistem.
Baca Juga: Energi Terbarukan: Mahasiswa UMN Buktikan Lewat Riset!
Kontrol Inverter dan Kualitas Daya
Energi yang dihasilkan panel surya berbentuk arus searah (DC), sementara energi angin menghasilkan tegangan yang tidak selalu stabil. Keduanya harus diubah ke arus bolak-balik (AC) agar dapat disalurkan ke jaringan listrik. Proses ini melibatkan inverter yang berperan penting dalam menjaga kualitas daya. AI memainkan peran krusial dalam mengontrol inverter agar mampu mengurangi distorsi tegangan, mengoreksi harmonisa, dan menjaga frekuensi listrik tetap stabil. Penelitian oleh MDPI (2024) menunjukkan bahwa penerapan Artificial Neural Network (ANN) pada kontrol inverter berhasil meningkatkan kualitas daya pada sistem hybrid PV-Angin.
Manajemen Penyimpanan Energi dan Demand Response
Ketidakpastian pasokan dari energi surya dan angin menjadikan penyimpanan energi sebagai elemen vital dalam smart grid. AI berperan dalam mengatur kapan baterai harus diisi dan kapan energi harus dilepaskan, berdasarkan prediksi cuaca dan kebutuhan listrik. Dengan optimasi ini, energi surplus dari siang hari dapat digunakan saat malam, sehingga konsumsi energi lebih stabil. Nenpower menyebutkan bahwa AI memungkinkan pengelolaan baterai lebih cerdas, sehingga degradasi baterai dapat diminimalisasi dan umur pakai diperpanjang.
Baca Juga: Green Energy & Lulusan UMN: Masa Depan Profesi Ramah Lingkungan
Manajemen Real-Time dan Otomasi Operasional
AI memungkinkan pengelolaan grid secara real-time dengan memanfaatkan data dari ribuan sensor yang tersebar di jaringan listrik. Dengan pemrosesan cepat, AI dapat mendeteksi perubahan kondisi, misalnya turunnya intensitas sinar matahari atau datangnya angin kencang.
Tantangan, Kebijakan, dan Stimulasi Implementasi
Meski potensinya besar, penerapan AI dalam smart grid menghadapi berbagai tantangan. Secara teknis, kualitas data menjadi aspek krusial karena prediksi hanya sebaik data yang dimasukkan. Selain itu, model AI membutuhkan komputasi yang cepat agar bisa merespons dalam hitungan detik, yang berarti infrastruktur digital harus memadai. Temuan dari Balamurugan (2025) dalam jurnal Frontiers menekankan bahwa interoperabilitas perangkat keras dan sistem komunikasi juga menjadi hambatan besar dalam implementasi skala luas. Tanpa standar teknis yang jelas, integrasi bisa terkendala di lapangan.
Integrasi panel surya dan energi angin ke smart grid membutuhkan kecerdasan buatan untuk mengatasi tantangan pasokan yang fluktuatif. AI hadir sebagai solusi dalam peramalan produksi, kontrol inverter, manajemen penyimpanan, serta otomasi operasional real-time. Melalui dukungan kebijakan yang tepat, AI mampu memperkuat sistem energi terbarukan agar lebih efisien, stabil, dan berkelanjutan.
Jika kamu ingin cari kampus yang tidak hanya peduli terhadap lingkungan, tetapi juga mengintegrasikan pembelajaran dengan teknologi hijau, maka UMN adalah pilihan yang tepat! Yuk, daftar sekarang dan jadi bagian dari generasi hijau yang siap membangun masa depan berkelanjutan!
Referensi:
By Reyvan Maulid | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id




