
Wawasan Dunia Kerja: Mengenal 5 Software ERP Terpopuler di Perusahaan
September 23, 2025
UMN Dorong Masyarakat Desa Cirarab Lewat Pelatihan dan Promosi Digital melalui PKM Hibah Dikti
September 25, 2025
Dok. Irwan Fakhruddin
Jakarta, 24 September 2025 — Sebuah laporan baru berjudul “Suara Pemuda tentang Masa Depan AI di Indonesia” telah dirilis. Laporan ini mensintesis wawasan dari serangkaian lokakarya bagi mahasiswa tentang masa depan kecerdasan buatan (AI). Program “Future Feature” merupakan kolaborasi antara Love Frankie dan Think Policy yang melibatkan mahasiswa dari Universitas Indonesia (UI), Bina Nusantara University (BINUS), dan Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dalam dialog dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan pemerintah dan organisasi masyarakat sipil. Acara ini diselenggarakan di Kantor Google Indonesia.
Sorotan Lokakarya dan Wawasan Mahasiswa
Laporan ini, yang merupakan ringkasan eksekutif dari lokakarya, mengungkapkan bahwa mahasiswa peserta, yang berusia antara 18 hingga 21 tahun, memiliki pandangan yang hati-hati namun optimis terhadap AI. Meskipun pada awalnya mereka memiliki perasaan campur aduk—dari antusiasme hingga kehati-hatian—kepercayaan diri mereka dalam menggunakan alat AI meningkat secara signifikan setelah lokakarya. Sebagian besar mahasiswa sudah memiliki pengalaman sebelumnya dengan alat AI, dengan 92% melaporkan telah menggunakan ChatGPT dan 72% telah menggunakan Gemini.
Mahasiswa sebagian besar melihat AI sebagai “alat produktivitas” atau “otak kedua” yang berguna untuk tugas-tugas seperti coding, penelitian, penerjemahan, dan analisis bisnis. Mayoritas mahasiswa—53%—melihat AI terutama sebagai alat untuk meningkatkan produktivitas, sementara hanya 8% yang melihatnya sebagai ancaman bagi pekerjaan. Hal ini konsisten dengan temuan bahwa 59% mahasiswa percaya AI akan mengubah pekerjaan alih-alih menghilangkannya. Namun, mahasiswa menekankan bahwa keahlian manusia, seperti penilaian, kreativitas, dan nuansa emosional, tetap esensial dan tidak dapat digantikan oleh AI.
Rekomendasi Kebijakan dan Tata Kelola
Laporan tersebut menyoroti bahwa pemuda Indonesia tidak hanya khawatir tentang implikasi etis AI, tetapi juga sangat ingin berkontribusi pada tata kelolanya. Kekhawatiran utama yang diungkapkan oleh mahasiswa meliputi kurangnya regulasi (47%) dan rendahnya kesadaran publik (35%). Sebagai tanggapan, mereka telah mengajukan beberapa rekomendasi kunci untuk para pembuat kebijakan:
- Memperkuat Tata Kelola dan Regulasi AI: Mahasiswa menyerukan pemberlakuan regulasi AI nasional yang jelas dan berpusat pada manusia yang menangani privasi, hak cipta, transparansi, dan akuntabilitas. Mereka juga menyarankan pembentukan badan pengawas etika AI lintas kementerian dan menyelaraskan dengan praktik terbaik global.
- Meningkatkan Pendidikan AI dan Literasi Digital: Menyadari perlunya masyarakat yang lebih terinformasi, mahasiswa merekomendasikan untuk mengintegrasikan etika AI ke dalam kurikulum formal dan membekali pendidik untuk menjadi “juara literasi AI.” Mereka juga menekankan perlunya kampanye kesadaran publik secara nasional untuk menjelaskan manfaat dan risiko AI.
- Menciptakan Ekosistem AI yang Inklusif dan Etis: Proposal diajukan untuk berinvestasi dalam infrastruktur digital, terutama di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), dan untuk membuat alat AI lebih adil dan terjangkau bagi mahasiswa dan pekerja kreatif.
- Melibatkan Pemuda Secara Aktif dalam Pembuatan Kebijakan: Sebanyak 98% mahasiswa percaya pemuda harus memainkan peran yang lebih kuat dalam membentuk kebijakan AI. Mereka mengusulkan untuk membuat saluran formal bagi partisipasi dan menjadikan pemuda sebagai rekan pencipta kebijakan AI, misalnya melalui magang pemuda di badan regulasi dan pembentukan Dewan AI Pemuda.
Laporan ini adalah panduan penting bagi para pemangku kepentingan untuk berinteraksi dengan generasi pemimpin digital berikutnya dan mengatasi tantangan serta peluang yang dibawa oleh AI di Indonesia.
Sorotan Acara dan Delegasi
Diskusi Meja Bundar Kebijakan AI, acara puncak dari program “Future Feature”, diadakan pada Kamis, 18 September 2025, dari pukul 08.30 hingga 12.45 WIB di Kantor Google Indonesia yang berlokasi di Pacific Century Place Tower, Lantai 45, Jakarta Selatan. Acara ini menyatukan beragam pemangku kepentingan, termasuk mahasiswa dan akademisi dari Universitas Indonesia, Bina Nusantara University, dan Universitas Multimedia Nusantara.
Di antara delegasi adalah mahasiswa UMN yang terpilih sebagai Duta Pemuda: Jesslyn Tjandra Kristanto, Rafaela Janice Pingkan Assa, dan Lukas Chriswahyudi. Mereka didampingi oleh Irwan Fakhruddin, Wakil Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi di Universitas Multimedia Nusantara.
Perwakilan pemerintah dari Kementerian Komunikasi dan Digital, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, serta Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan juga hadir. Masyarakat sipil diwakili oleh ICT Watch dan Japelidi.
Temuan dan proposal acara ini adalah bukti dari komitmen para mahasiswa untuk membentuk masa depan di mana AI berfungsi sebagai alat untuk pembangunan nasional, yang dipandu oleh prinsip-prinsip etis dan tanggung jawab bersama.
Kontak Media:
Irwan Fakhruddin [email protected]
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara.