
Industry Visit UMN ke HashMicro
Juni 28, 2025
Duo Mahasiswa UMN Borong Penghargaan di Kompetisi Riset Malaysia
Juli 2, 2025
(Sesi foto bersama. Dok. Richard)
Tangerang – Sebanyak dua mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara (UMN) berhasil meraih juara 2 dan 3 di ajang Duta Bahasa Provinsi Banten 2025 pada Minggu (22/06/2025). Kedua mahasiswa tersebut adalah Richard Wijaya dari Jurusan Informatika yang berhasil meraih juara 2, dan Irene Claudia Christantri dari Jurusan Manajemen yang berhasil meraih juara 3.
Sebelumnya, kedua mahasiswa UMN ini berhasil tembus 20 besar di ajang tersebut. Kemudian, mereka melakukan berbagai persiapan untuk mengikuti Final Raya Pemilihan Duta Bahasa Provinsi Banten 2025.
”Persiapan yang saya lakukan adalah melatih diri untuk unjuk bakat sebelum Final Raya Pemilihan Duta Bahasa Provinsi Banten 2025. Bakat yang saya tampilkan adalah monolog. Selain itu, saya mempersiapkan mental agar tidak tegang ketika berbicara di depan publik,” kata Richard kepada UMN News Service.

(Richard Wijaya, mahasiswa UMN yang berhasil meraih juara 2 di ajang Duta Bahasa Banten. Dok. Richard)
Sementara itu, Irene menuturkan ia melakukan berbagai persiapan dalam mengikuti ajang tersebut.
“Saya mulai dengan memperdalam materi-materi kebahasaan dan kebudayaan, melatih kemampuan wicara publik dan menulis esai, serta mengikuti berbagai simulasi dan pembinaan. Yang tidak kalah penting adalah menjaga konsistensi dan kesehatan mental selama proses berlangsung,” tutur Irene kepada UMN News Service.
Dalam kesempatan yang sama juga, kedua peserta dari UMN membawakan dua topik yang berbeda. Richard membawakan topik tentang ejaan dan digitalisasi, sementara Irene membawakan topik tentang kesehatan mental.
”Topik yang saya bawakan saat Final Raya Pemilihan Duta Bahasa Provinsi Banten 2025 adalah ejaan dan digitalisasi. Hal ini penting karena ejaan bahasa Indonesia terus berubah dari zaman ke zaman. Perlu adanya adaptasi agar ejaan lebih mudah diterima di masyarakat. Untuk menyikapi perubahan tersebut, kita dapat memanfaatkan teknologi digital. Digitalisasi dapat memudahkan dan mempercepat penyebaran informasi,” cerita Richard.
”Saya mengangkat topik ‘Strategi Pemulihan Mental Korban Toxic Positivity pada Remaja Melalui Kata Menjaga di Provinsi Banten.’ Topik ini penting karena banyak remaja yang terlihat kuat, tetapi sebenarnya sedang berjuang dalam diam akibat kalimat-kalimat positif yang justru menekan. Saya ingin menunjukkan bahwa bahasa bisa menjadi alat pemulihan, bukan sekadar penghibur semu. Di sinilah saya mengangkat pesan utama saya, ‘Disakiti oleh bahasa, disembuhkan oleh bahasa’,” ungkap Irene.

(Irene Claudia Christantri , mahasiswa UMN yang berhasil meraih juara 2 di ajang Duta Bahasa Banten. Dok. Irene)
Lewat kesempatan ini juga, kedua mahasiswa UMN ingin menyampaikan beberapa pesan tentang pentingnya berbahasa.
“Jangan pernah meremehkan bahasa. Kita cenderung menganggap bahasa sebagai alat komunikasi saja, padahal bahasa memiliki kekuatan untuk menyatukan banyak orang, menghancurkan, dan mengubah persepsi. Oleh karena itu, gunakanlah bahasa dengan bijak,” tutur Richard.
”Bahasa bukan hanya soal berbicara, tapi tentang bagaimana kita memaknai dan menyampaikan sesuatu dengan hati. Pilihlah kata-kata yang menguatkan, bukan menyudutkan. Bahasa bisa menjadi jembatan yang mempertemukan banyak perbedaan, atau justru jurang yang memisahkan. Maka, gunakan bahasa dengan penuh kesadaran dan empati,” tutur Irene.
By Putu Wiena | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara.