
Peresmian Kerjasama UMN dan Universitas Bina Insani
Mei 23, 2025
Mahasiswa UMN Kembangkan Pakaian Batik Modern “LhafCloths”, Diapresiasi Wamen Kemenkop UKM – Walikota Tangsel
Mei 27, 2025Tangerang – Pada Kamis, (22/05/2025) Universitas Multimedia Nusantara bersama Satgas PPKPT UMN melaksanakan Musikalisasi Seminar, mengangkat topik tentang kekerasan seksual. Seminar ini diikuti juga bersama dengan Kapal Perempuan, ICT Watch, serta pengiring musik dari Sisters in Danger. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa UMN serta siswa-siswi dari SMA.
Isu mengenai kekerasaan saat ini sangat marak di masyarakat, angka kekerasan seksual sendiri di Indonesia kian naik. Sebagai komitmen UMN dalam pendidikan baik dan berkualitas. UMN juga turut aware dengan kekerasan seksual, musikalisasi seminar ini mengangkat tema “Stand Up, Speak Out : Together Against Sexual Violence”
“Satgas PPKPT UMN dan Safe Space UMN merupakan komitmen UMN dalam menciptakan lingkungan perguruan tinggi yang aman dan nyaman. Mengingat UMN ada lebih dari 10.000 mahasiswa dan 400 dosen tentu saja kasus-kasus kekerasan perlu ditekankan dan diedukasi secara terus-menerus. Namun tidak menutup mata bahwa tetap ada kasus kekerasan di kampus, upaya kami adalah memberi konsekuensi yang tegas dan mengeluarkan civitas yang terlibat dalam kasus kekerasan”, ucap Dr. Andrey Andoko selaku Rektor UMN.
Andrey sendiri sebagai rektor tidak mentolerir kekerasan yang terjadi di kampus, dan memberikan konsekuensi yang tegas pada pelaku kekerasan dan mengeluarkan civitas yang terlibat. Hal ini tentu dilakukan untuk memberikan efek jera kedepannya. Andrey berharap UMN terus berkomitmen dalam menciptakan ruang aman dan nyaman untuk seluruh civitas di UMN, dan lebih kuat dalam mencegah kekerasan seksual di UMN.
“Kami mengapresiasi UMN yang terus berkomitmen dalam menciptakan lingkungan kampus yang aman, nyaman dan terbebas dari kekerasan. Bagi saya ingin menarik karena melibatkan lembaga yang concern dan anti kekerasan di perguruan tinggi”, ucap Taufan Setyo Pranggono selaku perwakilan LL Dikti Wilayah III.
Setyo berharap dengan adanya jejaringan ini bisa dimanfaatkan oleh perguruan tinggi wilayah 3 dalam kampanye publik dan menolak kekerasan di perguruan tinggi. LL DIKTI Wilayah 3 akan terus mendukung dan berkolaborasi dengan perguruan dalam menolak kekerasan, dengan kerjasama solid dan menciptakan ruang belajar yang nyaman.
“Kita sedang tidak aman situasi saat ini menakutkan, salah satunya adalah kekerasan. Kekerasan ini paling banyak terjadi pada perempuan, tidak menutup laki-laki juga sering mendapatkan kekerasan, data per 2024 terdapat 445.504 kekerasan yang dilaporkan dan paling banyak kekerasan seksual fisik, mental, dan ekonomi”, ucap Budhis Utami selaku Direktur Kapal Perempuan.
Budhis berharap dari musikalisasi seminar ini mahasiswa dan siswa bisa mempelajari lebih banyak hal-hal mengenai kekerasan yang ada di masyarakat baik dalam bentuk digital dan nondigital. Diharapkan melalui seminar ini juga bisa membantu orang-orang disekitar kita yang mengalami kekerasan.
“Banyak sekali korban kekerasan, mulai dari teman, keluarga, pacar, dan istri sekalipun. Laki-laki tidak perlu merasa dihakimi karena kekerasan juga terjadi di laki-laki. Tapi kenapa isu seperti ini fokusnya pada perempuan? Karena jika perempuan bisa di stop kekerasannya mereka juga akan diuntungkan keadilan gender dan tidak ada toxic masculinity. Tidak ada tuntutan laki-laki harus kuat, tidak boleh menangis, dan lain-lainnya”, ucap MB Gamulya selaku Direktur Eksekutif BHACA.
Gamulya juga mengungkapkan bahwa per 1 januari 2025 dan sampai saat ini di Indonesia sudah ada 5700 anak-anak dibawah umur 18 tahun yang menjadi korban kekerasan. Melihat data pelaporan yang masuk bagi Gamulya sebenarnya lebih banyak lagi kasus kekerasan. Gamulya juga menambahkan bahwa fenomena kekerasan seperti gunung es, yang nampak hanya es atasnya namun bawahnya masih banyak yang tertutup.
“Budaya di Indonesia ini sangat kolektif, kita kenal dengan kata guyub dan gotong royong. Namun sisi gelap dari budaya kolektif adalah kita bisa main hakim sendiri jika ada satu pelanggaran diluar norma. Contoh mudahnya adalah bagaimana netizen menghujat di media sosial, ada perempuan berpakaian minim banyak orang membuat persepsi negatif sendiri, banyak stereotip yang muncul karena budaya kolektif dan berakhir dipelesetkan”, ucap Nathania Batubara selaku Perwakilan Satgas PPKPT UMN.
Nathania juga mengenalkan istilah tonic immobility, tonic immobility adalah dimana korban kekerasan seksual kerap kali disalahkan jika mereka diam dan tidak melawan. Padahal kondisi seseorang tidak bisa bergerak atau lumpuh.
“Kita perlu tahu pentingnya consent, dan jika di awal sudah ada consent bukan berarti seterusnya ada consent. Saya harap banyak orang tahu bahwa kekerasan tidak terjadi karena aktivitas seksual saja, dan korban diam bukan berarti suka atau setuju”, sambung Nathania.
Nathania juga membahas mengenai maskulinitas yang seharusnya diartikan secara baik di masyarakat seperti laki-laki adalah penjaga, kepala keluarga, atau imam. Namun melihat realita saat ini banyak laki-laki tenggelam dalam toxic masculinity, tidak sedikit laki-laki yang denial tentang kelemahan mereka. Hal ini tentu tidak baik dan lambat laun emosi akan terpendam.
“Saat ini kekerasan seksual juga terjadi di ranah online, jika kita merasa tidak nyaman dan ada rasa terpaksa itu termasuk kategori kekerasan. Kekerasan di ranah online itu karena diadopsi dan diberikan tempat pada gadget. Kita posting diri kita di media sosial, sehingga tubuh kita akhirnya pindah tempat ke media sosial, itu yang membuat kekerasan pindah tempat”, ucap Widuri selaku Direktur Eksekutif ICT Watch.
Widuri juga memberikan beberapa contoh istilah yang tidak senonoh yang ditujukan untuk perempuan, dan istilah-istilah tidak senonoh ini tentunya menjatuhkan martabat perempuan. Kekerasan secara online terjadi baik di dalam software dan hardware, sebagai contoh seperti cyber hacking, deepfake, cyberstalking, doxxing, atau pemerasan.
“Saya harap kita dapat belajar keamanan digital lebih lagi, baik dari media sosial kita ataupun perangkat yang kita gunakan”, tutup Widuri.
By Rachel Tiffany Tanukusuma | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara.